Rabu, 31 Maret 2010

Bunga si Buaya

((Sedang di kirim ke Radar Lampung))
Hidup itu adalah bagaimana cara kita untuk menjalaninya. Warna yang akan kita temui adalah sebuah pilihan yang kita telah pilih. Begitu juga denganku. Aku memilih untuk hidup sendiri. Aku memiliki ayah, aku juga memiliki ibu, namun mereka sama seperti aku, hidup sendiri-sendiri. Selama pernikahan ayah dan ibu hanya memiliki satu anak. Setelah mereka memilih bercerai, mereka ribut memperebutkan aku. Pertengkaran semakin panjang dan rumit, keributan dimana-mana. Dirumah hingga di pengadilan agama. Aku sebagai orang yang diperebutkan tidak pernah ditanyakan, pada siapa aku ingin tinggal., maka dari itu, aku memilih untuk, pergi. Dengan bermodalkan uang 250ribu hasil tabunganku, ijazah SMP, akta kelahiran, foto copy kartu keluarga dan KTP, aku menyebrangi selat sunda. Yang memisahkan daerahku dengan tempat tinggalku sekarang. Tempat yang ku tau adalah ibu kota Indonesia. Yah, pengetahuanku yang saat itu yang baru saja lulus SMP adalah Jakarta. Dibenakku, Jakarta adalah kota yang banjir dengan pekerjaan dan kemewahan. Namun, impianku sirna ketika aku sampai di sebuah terminal bus tepat di kota Jakata. Bangunan pertama yang membuatku terpana adalah Monas!
Hidupku dimulai saat itu. Uangku habis tak bersisa untuk membayar uang untuk menyewa sebuah rumah yang sebenarnya bukan rumah.

Ayo Berbisnis